Wisuda UT Samarinda, Alumninya Bagikan Tips Mudah Lulus dari Kampus Digital

Sebanyak 26 mahasiswa Universitas Terbuka Kaltim berpakaian toga berkumpul di Studio Islamic Center, Samarinda, Minggu, 3 Juli 2022. Mereka merupakan lulusan terbaik yang diperkenankan mengikuti wisuda tatap muka. Sementara itu, lebih dari 1.000 lulusan mengikuti acara tersebut melalui virtual.

Wisuda pada hari itu diikuti 1.060 mahasiswa dari program diploma, sarjana (S-1), dan pascasarjana (S-2). Mereka berasal dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST); Fakultas Ekonomi (FE); Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik (FHISIP); serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) UT Kaltim menerbitkan surat keputusan bernomor B/29/UN31.UPBJJ23/WA.00.00/2022 tentang Lulusan Terbaik. Dalam surat tersebut, lulusan terbaik dari S-1 FKIP sebanyak 28 orang, S-1 FE dan FHISIP sebanyak dua orang, S-2 FHISIP enam orang.

Dalam wisuda tersebut, Direktur UPBJJ UT Kaltim, Rusna Ristasa Augusta, memberikan pesan kepada para lulusan. Mereka diharapkan dapat membuat terobosan-terobosan positif untuk membantu masyarakat. Dengan begitu, almamater UT juga ikut harum.

Rusna memastikan, kampus telah memberikan ilmu yang cukup kepada para lulusan selama berkuliah. Ilmu ini diyakini bisa menjadi modal untuk para lulusan melanjutkan karier.

“Dengan modal itu, semoga mereka bisa berbakti kepada keluarga, masyarakat, serta bangsa dan negara. Yang menjadi guru, Insya Allah, menjadi guru yang makin baik,” ucap Rusna. Ia berharap, wisuda UPBJJ UT Kaltim berikutnya dapat dilaksanakan tatap muka dengan kuota yang lebih banyak.

Di sisi yang lain, Rusna mengaku bersyukur adanya pandemi Covid-19. Wabah tersebut telah mengembalikan hakikat UT sebagai kampus yang mengusung pembelajaran jarak jauh. Sebelum pandemi merebak, sejumlah kegiatan belajar UT Kaltim masih dilakukan tatap muka.

“Sekarang, tidak hanya pembelajaran yang daring, tetapi registrasi, pembayaran SPP, hingga tutorial ujian, semua ful daring. Ini menunjukkan, apa yang kami lakukan, cocok dengan mahasiswa. Prestasi akademiknya pun bagus,” terangnya.

 

Pengalaman Berkuliah di UT

Jamaludin, 50 tahun, adalah salah satu lulusan yang diwisuda pada Ahad itu. Ia lulus dari program S-1 Ilmu Perpustakaan. Program ini dipilih karena ia merupakan pustakawan SMA 3 Samarinda. Profesi ini telah ia lakoni selama 10 tahun.

Kepada kaltimkece.id, lelaki kelahiran Cirebon, 30 April 1972, itu bercerita, masuk UT Kaltim pada 2014. Seharusnya, ia bisa lulus pada 2018. Akan tetapi, lantaran sempat cuti kuliah, ia baru bisa menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya pada Juli 2021 dan mengikuti wisuda pada tahun ini.

 

“Alhamdulillah bisa tatap muka dengan teman-teman baru, rektor, dan para staf UPBJJ-UT Kaltim,” jelasnya.

Jamaludin lantas membagikan keluh kesahnya selama berkuliah di UT Kaltim. Mengingat kampus ini mengusung program belajar jarak jauh, sehingga yang menjadi hambatannya adalah modul-modul berbasis digital. Ia pun kerap kesusahan mengirim tugas karena hampir semua tugas harus dikirim via surel. Pasalnya, ia tidak selalu mendapat jaringan internet yang memadai. Mengatasi masalah tersebut, Jamaludin kerap meminta bantuan kepada stafnya atau mendatangi kantor UPBJJ-UT Kaltim di Jalan H.A.M. Rifaddin, Loa Janan Ilir.

Meski demikian, Jamaludin mengaku senang akhirnya bisa lulus kuliah. Walapun, umurnya tidak muda lagi. “Belajar itu tidak harus muda atau tua karena menuntut ilmu tidak ada batasan umur,” ujarnya.

Wisudawan UT Kaltim yang lain adalah Dita Wayah Hadi, 30 tahun. Ia lulus dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Kepada media siber ini, pria kelahiran Purbalingga, Oktober 1991, itu menceritakan latar belakang hidupnya. Dita tiba di Kaltim pada 2003. Waktu itu, tujuannya mengikuti seleksi atlet pencak silat. Seleksi ini juga untuk mempersiapkan atlet berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII-2008 di Kaltim.

Kemudian, Dita mengabdikan diri sebagai seorang guru di Balikpapan. Pada 2016, ia mendirikan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Tri Sukses Generus 1 Balikpapan di Klandasan Ilir. Dita lah yang kini menjadi kepala sekolahnya.

Dita mulai menjadi mahasiswa FKIP PGSD pada 2016. Ia mengaku terlambat lulus kuliah karena teman-teman seangkatannya telah diwisuda. Keterlambatan ini dikarenakan nilai mata kuliahnya sempat belum keluar. “Jadi, terpaksa harus mengikuti pengulangan mata kuliah untuk mendapat nilainya,” ceritanya.

 

Dita mengatakan, memilih UT untuk melanjutkan pendidikan tinggi karena waktu dan metode belajarnya fleksibel. Ia hanya kuliah pada Jumat dan Sabtu via online. Sedangkan Senin sampai Jumat, ia bekerja. Ia pun membagikan pengalamannya agar bisa lulus dari UT.

“Kuliah digital itu tergantung dari kemauan kita untuk mempelajarinya secara mandiri. Kalau tidak mandiri, kita akan tertinggal. Kemudian harus mau berkomunikasi dengan teman-teman yang lain, berdiskusi, dan tidak cuek,” ujarnya.

Ilmu-ilmu yang didapat dari UT, Dita mengatakan akan digunakan untuk menginovasi lembaga pendidikan yang dikelolanya. Ini dilakukan agar pembelajarannya semakin menarik. Dengan begitu, anak-anak didiknya semakin semangat belajar. (*)

Tags: